AdaBrita, MUARASABAK – Dengan memiliki lahan pertanian padi seluas lebih dari 50 hektare, Pemerintah Desa Kota Kandis Dendang mewacanakan konsep agrowisata. Dimana agrowisata ini menjadi objek wisata yang mendayagunakan persawahan sebagai objek utamanya. Sehingga Desa menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi masyarakat luar.
Desa Kota Kandis Dendang merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjab Timur, Jambi. Yang juga merupakan salah satu penyumbang atas predikat lumbung pangan bagi Kabupaten Tanjab Timur.
Dimana Desa ini mempunyai potensi yang dapat dikembangkan menjadi suatu atraksi dan daya tarik wisata nantinya, terkhusus pada persawahan yang membentang indah. Dan saat ini, banyak warga dari Desa tetangga khususnya kalangan pemuda pemudi kerap mengunjungi area persawahan itu, hanya untuk nongkrong dan berfoto.
Dikatakan Kepala Desa Kota Kandis Dendang, Suwito, tentunya dalam upaya perencanaan dan pengembangan Desa menjadi sebuah kawasan wisata, akan memanfaatkan sumber daya lokal, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya.
“Dengan tetap mengupayakan pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat. Saat ini kami baru sebatas perencanaan dalam musyawarah antar warga dan Pemerintah Desa, dan disambut baik oleh masyarakat,” jelas Suwito.
Nantinya, sistem “MINA” atau pemeliharaan ikan pada pertanian atau persawahan padi menjadi salah satu produk wisata. Dimana pada spot-spot tertentu pada pinggiran persawahan juga akan dibangun berupa saung.
“InsyaAllah akan segera kami susun perencanaan dan tim pengelolaannya. Kami sangat berharap bahwa Desa ini nantinya akan menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi warga luar,” ujarnya.
Namun sebelum itu, tentu beberapa langkah harus ditempuh dan dilakukan Pemerintah Desa Kota Kandis Dendang. Seperti kajian pada aspek perencanaan dan pengembangan, pemasaran, dan lingkungan.
“Dimana kami nantinya akan melakukan pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan lain sebagainya. Dari penelitian ini akan diketahui akan sebuah potensi yang dapat dikembangkan,” beber Suwito.
Selain konsep tersebut, Suwito juga tidak menampik akan dukungan dari pihak-pihak terkait agar tercapainya tujuan demi kesejahteraan bersama. “Tentunya kami membutuhkan dukungan dari semua pihak,” harapnya.
“Seperti pada infrastruktur akses masuk ke Desa kami, tentunya juga butuh perbaikan. Minimal saat hujan dapat dilalui dengan aman,” tambahnya.
Diharapkan juga nantinya dari agrowisata ini, orang-orang dapat belajar tentang cara bertani, menikmati atau sekedar berjalan-jalan menghirup udara segar dan menikmati pemandangan sawah yang sangat jarang mereka jumpai di kota.
“Dari buah pikiran itulah agrowisata menjadi ini sebuah perencanaan dengan harapan menjadi peluang usaha dalam Desa. Karena hal ini merupakan cara baru yang bisa dilakukan oleh petani untuk mendapatkan untung selain dari menjual hasil tani. Dengan adanya agrowisata ini pula, diharapkan dapat meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan petani serta menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk mempelajari tentang ilmu bertani,” tandasnya. (***)
Discussion about this post